Pendekar Ituh…

Artikel yang (mungkin) terkait :

• Kaskus – Setia Hati Terate?
• Andri Cisco – Yang namanya Pendekar adalah …
• Setiahati di Blogspot

Hari ini, para pendekar dari perguruan silat Setia Hati Winongo mengadakan acara halal bihalal. Tentu saja dengan tujuan baik, silaturahmi antar sesama anggota. Tapi ada hal yang hampir selalu terjadi ketika ada pengerahan besar-besaran massa perguruan silat Setia Hati Winongo, yaitu TAWURAN dengan massa perguruan silat lainnya, Setia Hati Teratai (Terate).

Jika ditilik dari asal muasal sejarah, kedua perguruan silat ini adalah berasal dari satu perguruan yang sama, Setia Hati yang didirikan oleh Ki Suro (menurut salah satu sumber adalah mantan orang kepercayaan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa). Dalam perkembangannya, Setia Hati Teratai yang banyak berkembang di daerah pedesaan ‘berbeda arah’ dengan Setia Hati Winongo yang berbasis di Madiun Kota. Pecahnya adalah pada masa kekacauan pemberontakan PKI. Para pendekar Setia Hati Winongo banyak yang menjadi anggota ormas milik PKI, meskipun secara organisasional mereka tidak berafiliasi dengan PKI. Melihat bahwa banyaknya anggota Setia Hati Winongo yang terlibat ke PKI, maka Setia Hati Teratai menganggap bahwa Setia Hati Winongo sudah keluar dari jalur perguruan yang bernafaskan Islam.

Akhirnya pada saat penumpasan PKI, banyak pendekar Setia Hati Teratai yang menjadi ‘algojo’ eksekusi gembong PKI (yang beberapa berasal dari SHT). Demikian ini yang menjadikan akar dendam di antara kedua perguruan silat tersebut. Yang sampai sekarang kedua kubu masih sering terlibat kontak fisik satu sama lain.

Perilaku bar-bar itu dilengkapi dengan persenjataan yang mereka siapkan bagai mau perang jihad. Yang memalukan, keributan dan tawuran itu dilakukan oleh mereka yang menyandang gelar pendekar. Pendekar di sini bukan berarti pendek dan kekar, tapi lebih kepada makna filosofis sebagai panutan dan beban tanggung jawab untuk melindungi yang lemah.

Tahun ini mereka memang baru ‘hampir‘ membuat ricuh. Meskipun ada berita yang diangkat oleh detik yang mengabarkan penganiayaan oleh gerombolan pendekar berseragam Setia Wati Winongo terhadap 2 orang pengendara sepeda motor. Sejarah mencatat perilaku bar-bar kedua kubu pendekar itu, simak saja melalui radar paman gugel. Beberapa saya cuplik di sini :

• Detikinet (2004) – Cegah Bentrok 2 Perguruan Silat di Madiun, 600 Polisi Dikerahkan
• Tempo (2004) – Madiun Mencekam, Pendekar Perguruan Silat Rusak Rumah
• Tempo (2005) – Jika tawuran menjadi kebiasaan
• Detiksurabaya (2007) – Ribuan Pendekar Winongo Konvoi, Madiun Mencekam
• Detiksurabaya (2007) – Dianiaya Pendekar Winongo, Dua Orang Lapor Polisi

Masalah mereka (seolah-olah) selesai begitu petinggi kedua belah pihak dipertemukan. Bahkan sudah disepakati untuk berdamai dengan slogan dan sebuah tugu peringatan di ruas jalan Madiun. Tapi, permasalahan ini adalah di level akar rumput, yang pastinya akan sulit membabatnya bila para petinggi kedua perguruan tersebut tidak ada niat baik untuk menyelesaikan konflik. Ada hal yang membuat perseteruan ini tak berhenti justru semakin meruncing ; yaitu ketidakberdayaan aparat untuk menjadi penegak hukum di wilayah tersebut. Selain itu juga adanya politik perekrutan massa yang dilakukan Setia Hati Winongo dengan mengobral gelar ‘pendekar’ kepada para pemuda. Artinya mereka tak perlu melalui proses berlatih yang lama, mereka akan mendapatkan gelar ‘pendekar’ secara instan.

Tidak lagi diindahkan akidah berkelahi secara ksatria yang (pasti) sudah diajarkan oleh pendahulunya. Mereka pun sudah main lempar batu, keroyokan, dan memakai senjata tajam. Mungkin sebentar lagi mereka perlu dipersenjatai dengan senapan atau dilatih membuat bom, agar semakin efisien tenaga yang dibutuhkan untuk melumpuhkan lawan. 😐

Kelakuan (mereka yang mengaku) pendekar ituh benar-benar mirip anak SMP yang baru belajar silat 1-2 jurus, dimana-mana nenteng sabuk karate dan bermain kelahi dengan teman sebaya menggunakan jurus alakadarnya.

.

.

.

Engg…

.

.

.

Q : Eh, kenapa menggunakan judul “pendekar ituh..”? Bukannya judul posting berakhiran ituh sudah menjadi trademark si pakar kebangetan™?

A : Ah iya, ini sekedar sloki ucapan selamat atas hijrahnya beliau dari blogspot yang terkutuk ke domain baru : http://tikabanget.com.

Catatan :
Ilustrasi diambil dari sini,
dan diedit alakadarnya untuk jokes.