Duta

Oktober 25, 2010

Sesungguhnya perang Bharatayudha tak perlu dikobarkan, tak perlu ada darah para ksatria tumpah di tegal Kuru. Tapi apa mau dikata, perang ini tetap harus terjadi. Sehari sebelum genderang perang Bharatayudha ditabuh dan terompet perang memekik menyalak ke ujung-ujung negeri, Kresna sekali lagi melakukan upaya diplomasi. Lakon ini banyak dikenal sebagai Kresna Duta. Dimintanya baik-baik kepada saudara-saudara Kurawa untuk menyerahkan hak Pandawa yang dimiliki dengan tanpa hak oleh Kurawa. Astina yang merupakan hak Pandawa atas warisan Pandu diambil oleh Kurawa melalui permainan judi yang digelar Sengkuni. Demikian juga Indraprasta atau Amarta yang dibangun dari hutan pemberian Duryudana juga direbut oleh lagi Kurawa karena indahnya Idraprasta hampir menyamai Istana Batara Indra.

Batara Sewu

Karena negoisasi yang alot dan sikap kurang hormat dari bala Kurawa, maka Kresna pun tersinggung. Segera dirapalnya mantra merubah dirinya menjadi raksasa mengerikan sebesar gunung Kendalisada. Raksasa berwarna hitam legam itu bernama Brahala Sewu. Jika tidak dihalangi batara Dharma maka Kurawa beserta seluruh negeri Astina akan rata dengan tanah saat itu juga. Batara Dharma kesulitan menenangkan titisan wisnu yang sedang murka itu. Dikatakannya : “Wahai Brahala Sewu, sesakti itukah para Kurawa sehingga Triwikrama titisan Wisnu harus turun tangan menyelesaikannya? Apa kejahatan  mereka mengguncang mayapada seperti halnya Rahwana si Dasamuka?”

Sadar bahwa jika Brahala Sewu menyapu Astina hari itu, maka dia sedang melakukan makar terhadap takdir dewata. Perlahan Brahala Sewu pun mengecilkan volume tubuhnya kembali menjelma menjadi Kresna sang Avatara Wisnu.

Tidak sekali peluang menghentikan Bharatayudha ini ditemui Kresna. Saat para pandawa bersiap melatih kanuragan dalam rangka persiapan perang, Antareja putra Bima yang menguasai kerajaan Jangkarbumi menghadap Pakdenya. Dikatakan kepada Pakdenya, si Kresna, “Uwo Prabu, saya boleh bantu pasukan pandawa?”. “Oh tentu saja boleh, Cah Bagus, kamu mau bantu apa?”. Jawab Kresna kepada keponakannya yang bersisik itu.  “Uwo prabu tinggal tunjuk  siapa musuh pandawa, saya jilat telapak kakinya sekali saja, habis mereka semua”.

Kresna tau, jika diijinkannya Antareja melakukan hal ini maka tidak perlu banyak darah tertumpah di tegal Kuru. Tapi sekali lagi, Kresna tidak ingin merubah takdir. Bharatayudha harus terjadi, karena ini adalah perang melenyapkan kebatilan dan pembayaran terhadap karma. Akhirnya dengan berat hari dan tak mampu menatap keponakannya itu, disuruhnya Antareja menjilat kakinya sendiri. Maka Antareja harus mati demi terlaksananya takdir dewata.

35 Responses to “Duta”

  1. sandalian Says:

    Ilmu jilat telapak kaki, cakil alias cangkem kena sikil.

  2. cakil Says:

    tapak (jejak) kaki atau telapak kaki?

  3. Lukisan Says:

    cocok jadi dalang.
    klo dari gambar wayangnya, ya ilmu kaki nyeker.

  4. jarwadi Says:

    brahala, jadi jadian dari karna …

  5. AngelNdutz Says:

    knp harus mati Antareja?

  6. warm Says:

    pernah baca tulisan berasaskan wayangs eperti ini di buku Bunga Rampai Kehidupan-nya pak Hasanu Simon

  7. ulan Says:

    wooohhh saya jadi ndak harus khawatir kemana wayang akan di wariskan, udah ada mas anto yang konsen ^_^

  8. oelil Says:

    lakon wayang kebak pitutur

  9. Mifta Says:

    mau ndalang ya…


  10. wah, salut mas masih bisa menceritakan dengan detail. saya dulu sempat denger cerita ini waktu kecil. sekarang udah punya anak baru disadarkan lagi saat membaca blog Pak Anto

  11. rodes Says:

    lakon yang jalang..dan kekar..bro

  12. ida Says:

    cerita yang menarik….


  13. ad cerita laen yg lbh menarik gak mas,, cz mw bljr jd dalang nie.. Wkk..wk..wk

  14. upay Says:

    ga ngertiiiiiiiiiiiii….

    heheeh….

  15. tian Says:

    nambah info nih, thnks yaa

  16. ER's Says:

    keren ceritanya…seru dan menarik…jadi keinget sama keluarga dirumah yang seneng sama dunia wayang…


  17. Its like you read my mind! You appear to know a lot about this, like you wrote the book in it or something. I think that you could do with some pics to drive the message home a bit, but instead of that, this is excellent blog. An excellent read. I will definitely be back.


  18. Wah kelihatannya mas atau mbaknya yang satu ini cocok jadi dalang dech, hehe 🙂


  19. Keran bagus nih jalan ceritanya aku suka

  20. Andrea Says:

    Dunia wayang emang bagus untuk di baca dan dipahami falsafahnya….


  21. wah nice share gan..


  22. keren postingannya, keep posting mas..

  23. Info Terbaru Says:

    ane ga ngerti pewayangan gan, hehehe..


  24. Menarik.. menarik nih, hehe..

  25. Irwan Bajang Says:

    perang memang ditakdirkan dewata, dan bagaimana lagi meski semua tahu, takdir (yang tak adil dan menyebalkan) itu tetap harus mereka jalani…

  26. Dokter Anak Says:

    salam kenal…salam sejahtera slalu utk anda

  27. mompray Says:

    Wah menarik ini buat disimak, maklum, jarang mempelajarin kesenian dan sejarah, hehehe

  28. luthfi Says:

    wah, dadi pak dhalang saiki.

  29. Maria Aliza Says:

    tadinya ga tertarik cerita-cerita beginian. tapi gak sengaja nemu blog ini dan iseng baca, ternyata……. bagus juga ya kisahnya.

  30. dokter anak Says:

    salam kenal dan sukses slalu ya…


  31. budaya asli bangsa. kagum ada yang mau meneruskannya.

  32. ice breaks Says:

    mantap bro.. lanjutkan terus

    salam sukses selalu

  33. grandchief Says:

    Perang baratayuda ?

  34. asri Says:

    terima kasih atas infonya gan

  35. Yuni Indarti Says:

    lumayan juga cerita perawayangannya
    7u2SF

Tinggalkan komentar