Stereotype Blogger

Musim posting komikstrip.

Blogger itu khas. Karakternya khusus, meski beragam tentunya punya kemiripan tertentu. Meski saya tahu stereotype ini ndak mesti mutlak kebenarannya, tapi saya sendiri merasakannya. Berdasarkan apa yang saya lihat, perhatikan, dan amati terhadap keadaan yang ada di sekitar, teman-teman blog, dan tentunya saya sendiri.

Dapat link gambar ini dari http://xkcd.com/, makasih Kang Sandal 😉 

Pernah sampeyan merasa bosan ngeblog? Merasa terasing sendiri, karena setiap hari dan setiap saat, hanya berada di depan monitor komputer ataupun laptop? Lalu sampeyan pun akan mengumpat-umpat dunia maya yang ini sudah menjerumuskan sampeyan ke dalam kenikmatan semu. Dan sampeyan pun merasa rindu kepada dunia di luar sana, dunia yang nyata. Begitu kata sampeyan saat itu.

Tapi namanya juga sudah mencandu, sampeyan pun akan kembali memikirkan blog sampeyan.

Menurut saya, sebaiknya tidak perlu membatasi diri dengan aturan yang terlalu berlebihan terhadap blog yang sampeyan punyai ini. Pemisahan antara dunia nyata dan dunia maya pun sebaiknya tak perlu anda risaukan. Setiap orang punya preferensi masing-masing untuk menentukan jalan hidupnya. Mau seharian penuh ada di depan komputer bermain internet itu urusan dia. Tak perlu anda mengatakan orang tersebut anti-sosial. Judgement yang terlalu dini rasanya. Seperti halnya sampeyan nggak perlu mengatakan orang yang seharian tidak menyentuh internet sama sekali sebagai manusia gagap teknologi.

Blogger pun (kebanyakan) seperti itu. Sok merasa bosen dengan internet dan blognya, tapi yakin gak bakalan bisa lepas begitu saja dari pengaruh internet dan blog. Kalau benar-benar tak menulis blog, pasti masih suka intip-intip blog temen-temen lainnya. Merasa jenuh dengan blog lalu pergi ke hutan, pergi ke pantai, pergi ke candi, eh tetep saja menjadikan acara jalan-jalan itu sebagai bahan posting. Saya ndak bilang ini salah. Cuma saja, kita tidak perlu memisahkan kedua dunia ini secara berlebihan. Prinsipnya dunia maya tidak menganggu dunia nyata, dan juga sebaliknya. Kerja jalan terus, ngeblog jalan terus. Seimbang, semua senang, semua happy.

Eh, iya nggak sih?