Dua Sisi
Juni 5, 2008
Lukisan berjudul “Chain Reaction” ini adalah oleh-oleh (yang discan dari katalog pameran) ketika saya mengunjungi Pameran Setelah 20 Mei di Jogja Gallery. Relevansi isu yang diusung karya pameran ini benar-benar membuat saya (dan mungkin anda) yang menyaksikannya akan menekuk kepala karena malu. Malu akan semua tragedi bertema SARA yang repetitif dan tak pernah selesai di republik ini.
Harmanto, Chain Reactions, oil on canvas, 150 x 180 cm, 2 panels, 2008
Harmanto, pelukis karya itu menyadari bahwa apa yang diharapkan dari sebuah Kebangkitan Nasional adalah dengan mengadakan perubahan diri yang sekuat-kuatnya. Atau jika tidak mampu menampilkan sosok yang jelas, identitas bermuka dua adalah reaksi yang kini banyak dianut oleh sebagian masyarakat kita.
Berkaitan dengan gonjang-ganjing, isu, dan propaganda di Indonesia tercinta beberapa hari ini, bagaimana sikap anda?
Juni 5, 2008 at 6:08 pm
masih ada harapan untuk benar-benar bangkit kok, mas
boleh saja menerima pengaruh luar selama itu positif
tentu dng tidak meninggalkan ciri khas diri sendiri
Juni 5, 2008 at 6:21 pm
sejujurnya saya merasa gonjang-ganjing juga…
fuhh… berdiri aja susah
*hayah*
______________________________________________
barangkali kita perlu bergandengan tangan, menyatukan tangan2 kecil kita utk berdiri bersama, ingat out bound dgn mbak med di candi boko saya 😛
Juni 5, 2008 at 6:51 pm
ntok aku njaluk scan-an yang Evi Sulistyowati, yang blangkon tentara..
plus sama yang gambar perumahan di lapangan golf .. 😀
kirim yoo
Juni 5, 2008 at 7:16 pm
duh..
aku kangen jalan-jalan seperti ini..
Juni 5, 2008 at 8:37 pm
scan-nya itu saya kok lihadnya laen ya nto…
spt dua sosok muda dari jaman berbeda, namun tetap berjiwa patriot (dgn latar blkng merah putih).
namun karena lukisannya disatukan, ya pasti tujuannya berjiwa dua itulah…. kayak jiwa beberapa wakil kita yg terhormat 🙂
Juni 5, 2008 at 8:39 pm
yang sebelah kanan kok benderanya kusut? belom diseterika ya? 😕
Juni 6, 2008 at 8:14 am
Nayamul…
Juni 6, 2008 at 8:42 am
Saya setuju sama Kang Edy.
Masih ada harapan, asal diperjuangkan.
Bukan cuma dimaknai, tapi tak ada daya upaya untuk melangkah maju…
Juni 6, 2008 at 9:02 am
Insya allah, bisa bangkit lg koq
Juni 6, 2008 at 9:52 am
kan enggak berkepribadian ganda
Juni 6, 2008 at 10:14 am
Yang kanan kayak arnold suasana segar.. 😀
Juni 6, 2008 at 10:21 am
yak! sampe sekarang syaa blom juga koprol ke belakang kantor ngeliat itu Jogja Gallery 😦
Juni 6, 2008 at 12:18 pm
@alle
hari ini sebelum juminten yok le koprol kesini dulu?
Juni 6, 2008 at 12:32 pm
bisa dibikin sekuelnya nih..
tapi cowok yang pake blangkon itu diganti dengan kostum lain
misalnya jubahan dan jenggotan*duh ini sayah malah jadi kejebak stereotype, siapa yang mau tanggungjawab?*
Juni 6, 2008 at 1:16 pm
iklan fren (indra birowo) nyontek lukisan ini kali ya
Juni 6, 2008 at 1:45 pm
kan bangkit bukan cuma soal perubahan tampilan doang?? yang penting spiritnya 😀
Juni 6, 2008 at 3:02 pm
sikap sayah sementara inih adalah menggarap sekeripsi sayah dan meneruskannya ke jenjang pendadaran..
Juni 6, 2008 at 3:39 pm
saya juga mau revisi belum tak garap-garap. bagaimana dengan sodara satu daerahku, tokbil?*lanjutin kerja*
Juni 6, 2008 at 3:39 pm
—BATAS MEMBICARAKAN SKRIPSHIT—
Juni 6, 2008 at 3:53 pm
bangkit negeriku, harapan itu masih perlu diperjuangkan 🙂
salamhangat.
Zenk di Belanda
Juni 6, 2008 at 3:53 pm
cooling down dulu
hmc.web.id
Juni 7, 2008 at 7:09 pm
selama 7 hari ini, menurutku orang indonesia sudah menunjukkan cirinya dalam melihat permasalahan.
– tertekan
– sedih
– ingin membahas yang lain
– mau cooling down
– menyalahkan negara lain
– membuat teori-teori konspirasi untuk membuat kejadian ini jadi masuk akal
padahal isunya relatif mudah dipetakan. dan isu-isu bukanlah alasan untuk resah.
Juni 9, 2008 at 1:32 pm
wow, i like this… gambarnya bener bener mewakili (generasi) sy yg gamang mau etriak : indonesia! 🙂
btw, sy ambil yah 🙂